Kehidupan bermasyarakat
selalu membutuhkan sebuah “kepemimpinan” untuk mengatur,
membina, melayani, dan mempengaruhi kehidupan masyarakat.
Sehingga
posisi pemimpin sangat menentukan
kondisi sosial dalam sebuah masyarakat. Ini dibuktikan oleh
sejarah bangsa ini, ketika Nusantara diubah menjadi sebuah Republik. Ketika
kepemimpinan kolonial berpindah ke kepemimpinan pribumi.
Kepemimpinan
diartikan secara leksikal atau menurut kata
dasarnya berasal dari kata “Pimpin” yang mengandung
dua unsur pokok yaitu pemimpin sebagai subjek dan pemimpin sebagai objek. Kata pimpin
mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun dan juga
menunjukkan ataupun mempengaruhi. Pemimpin mempunyai tanggung jawab baik secara
fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin.
Sehingga dalam menjalankan sebuah
kepemimpinan terdapat tipe kepemimpinan yang berbeda-beda
sesuai dengan kebutuhan dari sebuah komunitas.
Max Weber menjelaskan perbedaan tipe-tipe kepemimpinan
berdasarkan pada jenis kepemimpinan dan wewenangnya yaitu ;
pertama, tipe kultural merupakan pemimpin yang berlandaskan pada kearifan lokal yang dianut oleh
sebuah komunitas. Model kepemimpinan ini mendapatkan sebuah wewenang
berdasarkan proses pensucian dari komunitas tersebut.
kedua, tipe rasional absah model ini mendapatkan wewenang berdasarkan pada kepercayaan
dalam legalitas atau ke-sah-an peraturan tersebut. Model ini sering disebut sebagi
wewenang birokratis. Proses pemilihan kepemimpinan ditentukan oleh proses
demokrasi seperti dalam pemilihan presiden. Ketiga, pemimpin karismatik yaitu pemimpin yang memiliki karakter
khusus seperti, sifat kepahlawanan, kesuciannya yang terpatri dalam dirinya
sehingga mendapatkan pengikut yang sukarela. Karena jenis pemimpin ini memiliki
kualitas kemanusiaan yang luar biasa segala perilakunya diberkati yang menjadi
magis bagi para pengikutnya.
Di
indonesia sendiri kepemimpinan rasional absah,
menjadi dominan akibat era modern dengan struktur birokrasi yang ketat. Kecendrungan Korupsi, Kolusi,
Nepotisme (KKN) menjadi masalah baru yang tak kunjung selesai. Nilai
kepemimpinan menjadi kekuasaan, kekuatan, eksploitasi, dan dominasi, menggeser nilai kepemimpinan yang berlandaskan
kearifan, moralitas, amanah, akomodasi, tanggung jawab, dst.
kepemimpinan birokrasi cenderung menimbulkan
gejolak sosial akibat terjadi proses politik
tidak sehat. Karena
penentuan ini sangat ditentukan oleh
kekuatan massa, kekuatan uang, dan pengaruh ketegangan politik. Pemimpin yang
terpilih dalam perhelatan tersebut selalu biasanya menjaga
wibawanya terhadap masyarakat yang di
pimpinannya, yang sebenarnya merupakan trik
politik.
Selain itu, tipe kepemimpinan ini tidak mampu mengakomodasi kepentingan
masyarakatnya karena, tidak mudah berbaur dengan masyarakat secara langsung, karena budaya birokrasi yang structural
dan ketat.
Hal ini sangat
berbeda dengan Tipe kepemimpinan kultural
yang kepemimpinan yang menjunjung tinggi
nilai-nilai kearifan, moralitas, mengedepankan kepentingan masyarakat serta nilai
toleransi yang tinggi. Pemimpin kultural seperti rela mengorbankan harta bahkan jiwanya untuk kepentingan
masyarakat, bertindak sebijaksana mungkin dalam rangka mengayomi,
menuntun dan mensejahterakan seluruh masyarakatnya.
Jika ada rakyatnya kesulitan, maka
seorang pemimpin harus menolongnya. Yang paling
penting, pemimpin yang tidak mempunyai kualitas
seperti ini dianggap sebagai pemimpin yang tak layak untuk memimpin.
Kenyataan
sosial kita, diera globalisasi mewajibkan penggunaan struktur birokrasi. Yang
Menjadi masalah sebenarnya adalah Gaya kepemimpinan birokrasi, yang merusak.
Maka dari ini solusi kebuntuan dengan mengawinkan tipe kepemimpinan birokratis
dan gaya kepemimpinan kultural. Hal ini
tentulah sulit diterapkan, dibutuhkan
kesadaran mendalam yang harus dimiliki oleh pemimpin-pemimpin kita.
Jika
ada, sungguh Ajaib, mungkin mukjizat.! Pemimpin birokratis yang bergaya kultural,
yang memiliki kearifan, moralitas, spiritualitas, jujur, amanah, merakyat.
Serta memiliki kemampuan professional dan akuntabel.
Penulis: Sampean (Ketua Bid PIPW LKIMB UNM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar